Ngentot

Seks ngentot full gambar bugil tanpa sensor

Aku belum sempat mengenakan bra. Leherku jenjang dengan beberapa helai rambut terjuntai. Sementara bau harum sabun mandi terpancar dari tubuhku. Dari samping toketku begitu menonjoldari balik kimonoku. Om berjalan mengikutiku menuju ruang makan. Pasti dia memperhatikan gerak tubuhku dari belakang. Pinggulku yang besar itu meliuk ke kiri-kanan mengimbangi langkah-langkah kakiku.
“Sori Sin, om lupa bawa kunci. Kamu terganggu mandinya ya”, katanya. “Udah selesai kok om”, jawabku. Dia duduk di meja makan. Aku mengambilkan teh untuknya dan kemudian masuk ke kamar. Tak lama kemudian aku keluar hanya mengenakan daster tipis berbahan licin, tonjolan toketku membusung.Aku tidak mengenakan bra, sehingga kedua pentilku tampak jelas sekali tercetak di dasterku.
Aku mengambil toples berisi kue dari lemari makan. Pada posisi membelakanginya, pasti dia menatap tubuhku dari belakang. Kita ngobrol ngalor ngidul soal macem2. Dia menatapku dari dekat tanpa rasa risih. Aku tidak menyadari bahwa belahan daster di dadaku mempertontonkan toketku yang montok kala agak merunduk. Akhirnya pembicaraan menyerempet soal sex. “Sin, kamu gak puas ya sama suami kamu”, kataku to the point.
Aku tertunduk malu, mukaku semu kemerahan. “Kok om tau sih”, jawabku lirih. “Om kan pernah denger kamu melenguh awalnya, cuma akhirnya mengeluh. Suami kamu cepet ngecretnya ya”, katanya lagi. “Iya om, cepet banget keluarnya. Sintia baru mulai ngerasa enak, dia udah keluar. Kesel deh jadinya, kaya Sintia cuma jadi pemuas napsunya aja”, aku mulai curhat. Dia hanya mendengarkan curhatanku saja. “Om, mandi dulu deh, udah waktunya makan. Sintia nyiapin makan dulu ya”, kataku mengakhiri pembicaraan seru. “Kirain Sintia nawarin mau mandiin”, godanya. “Ih si om, genit”, jawabku tersipu. “Kalo Sintia mau, om gak keberatan lo”, jawabnya lagi.
Aku tidak menjawab hanya berlalu ke dapur, menyiapkan makan. Sementara itu dia masuk kamarnya dan mandi. Selesai mandi, dia hanya memakai celana pendek dan kaos. Kelihatannya dia tidak mengenakan CD karena kontolnyayang ternyata ngaceng berat kelihatan jelas tercetak di celana pendeknya. Aku diam saja melihat ngacengnya kontolnyadari luar celana pendeknya. Rupanya om terangsang ketika ngobrol seru sebelum dia mandi itu. Ketika makan malem, kita ngobrol soal yang lain, aku berusaha tidak mengarahkan pembicaraan kearah yang tadi. Tetapi om masih diabawah pengaruh napsu berahinya.Dia menatapku dengan pandangan yang seakan2 mau menelanjangiku.
Selesai makan, aku membereskan piring dan gelas. Sekembalinya dari dapur, aku terpeleset sehingga terjatuh. Rupanya ada air yang tumpah ketika aku membawa peralatan makan ke dapur. Betis kanan ku membentur rak kayu.
“Aduh”, aku mengerang kesakitan. Dia segera menolongnya. Punggung dan pinggulku diraihnya. Dia membopong ku kekamarku. Dia meletakkan aku di ranjang. Belahan dasterku terbuka lebih lebar sehingga dia dapat dengan leluasa melihat kemontokan toketku.
Aku berusaha meraih betisku yang terbentur rak tadi. Kulihat bekas benturan tadi membuat sedikit memar di betis ku. Dia pun berusaha membantuku. Diraihnya betisku seraya diraba dan diurut bagian betis yang memar tersebut.
“Pelan om, sakit”, erangku lagi. Sambil terus memijit betisku, dia memandang wajahku. Mataku akhirnya terpejam. Nafasku jadi teratur. Aku sudah tertidur. Mungkin karena lelah seharian membereskan rumah.
Mendadak aku terbangun karena om membuka dasterku. “Om, Sintia mau diapain”, kataku lirih. Dia terkejut dan segera menghentikan aksinya. Dia memandangi tubuh mulusku tanpa daster yang menghalanginya. Tubuh molekku sungguh membangkitkan birahi.toket yang besar membusung, pinggang yang ramping, dan pinggul yang besar melebar. pentilku berdiri tegak.
Rupanya selama aku tertidur, dia menggerayangi sekujur tubuhku sehingga naspunya tak terbendung lagi. Dia sudah bertelanjang bulat. Aku terkejut melihat kontolnyayang begitu besar dan panjang (dibandingkan dengan kontol suamiku) dalam keadaan sangat tegang. Napsuku bangkit juga melihat kontolnya, timbul hasratku untuk merasakan bagaimana nikmatnya kalo kontol besar itu menggesek keluar masuk nonokku.
“Sin, om mau ngasi kenikmatan sama kamu, mau enggak”, katanya perlahan sambil mencium toket ku yang montok.
Aku diam saja, mataku terpejam. Dia mengendus-endus kedua toketkuyang berbau harum sambil sesekali mengecupkan bibir dan menjilatkan lidahnya. pentil toket kananku dilahap ke dalam mulutnya. Badanku sedikit tersentak ketika pentil itu digencet perlahan dengan menggunakan lidah dan gigi atasnya. “Om…”, rintihku, tindakannya membangkitkan napsuku juga.
Aku menjadi sangat ingin merasakan kenikmatan dientot,sehingga aku diam saja membiarkan dia menjelajahi tubuhku. Disedot-sedotnya pentil toketkusecara berirama. Mula-mula lemah, lama-lama agak diperkuat sedotannya. Diperbesar daerah lahapan bibirnya. Kini pentil dan toket sekitarnya yang berwarna kecoklatan itu semua masuk ke dalam mulutnya. Kembali disedotnya daerah tersebut dari lemah-lembut menjadi agak kuat. Mimik wajahku tampak sedikit berubah, seolah menahan suatu kenikmatan.
Kedua toketku yang harum itu diciumi dan disedot-sedot secara berirama. Sambil terus menggumuli toketku dengan bibir, lidah, dan wajahnya, dia terus menggesek-gesekkan kontol di kulit pahaku yang halus dan licin. Dibenamkannya wajahnya di antara kedua belah gumpalan dada ku. Perlahan-lahan dia bergerak ke arah bawah. Digesek-gesekkan wajahnya di lekukan tubuhku yang merupakan batas antara gumpalan toket dan kulit perutku. Kiri dan kanan diciumi dan dijilatinya secara bergantian.
Kecupan-kecupan bibir, jilatan-jilatan lidah, dan endusan-endusan hidungnya pun beralih ke perut dan pinggangku. Sementara gesekan-gesekan kepala kontolnyapindah ke betisku. Bibir dan lidahnya menyusuri perut sekeliling pusarku yang putih mulus. Wajahnya bergerak lebih ke bawah. Dengan nafsu yang menggelora dia memeluk pinggulku secara perlahan-lahan.
Kecupannya pun berpindah ke CD tipis yang membungkus pinggulku. Ditelusurinya pertemuan antara kulit perut dan CD, ke arah pangkal paha. Dijilatnya helaian-helaian rambut jembutku yang keluar dari CDku. Lalu diendus dan dijilatnya CD pink itu di bagian belahan bibir nonokku. Aku makin terengah menahan napsuku, sesekali aku melenguh menahan kenikmatan yang kurasakan.
Dia bangkit. Dengan posisi berdiri di atas lutut dikangkanginya tubuhku. kontolnyayang tegang ditempelkan di kulit toketku. Kepala kontol digesek-gesekkan di toketku yang montok itu. Sambil mengocok batangnya dengan tangan kanannya, kepala kontolnya terus digesekkan di toketku, kiri dan kanan. Setelah sekitar dua menit dia melakukan hal itu.
Diraih kedua belah gumpalan toketku yang montok itu. Dia berdiri di atas lutut dengan mengangkangi pinggang ramping ku dengan posisi badan sedikit membungkuk. kontolnya dijepitnya dengan kedua gumpalan toketku. photomemek.comPerlahan-lahan digerakkannya maju-mundur kontolnya di cekikan kedua toket ku. Di kala maju, kepala kontolnya terlihat mencapai pangkal leherku yang jenjang.
Di kala mundur, kepala kontolnyatersembunyi di jepitan toketku. Lama-lama gerak maju-mundur kontolnya bertambah cepat, dan kedua toketku ditekannya semakin keras dengan telapak tangannya agar jepitan di kontolku semakin kuat. Dia pun merem melek menikmati enaknya jepitan toketku. Akupun mendesah-desah tertahan, “Ah… hhh… hhh… ah…”
kontolnya pun mulai melelehkan sedikit cairan. Cairan tersebut membasahi belahan toketku. Gerakan maju-mundur kontolnya di dadaku yang diimbangi dengan tekanan-tekanan dan remasan-remasan tangannya di kedua toketnya, menyebabkan cairan itu menjadi teroles rata di sepanjang belahan dadaku yang menjepit kontolku.Cairan tersebut menjadi pelumas yang memperlancar maju-mundurnya kontolnya di dalam jepitan toketku.
Dengan adanya sedikit cairan dari kontolnya tersebut dia terlihat merasakan keenakan dan kehangatan yang luar biasa pada gesekan-gesekan batang dan kepala kontolnya dengan toketku. “Hih… hhh… … Luar biasa enaknya…,” dia tak kuasa menahan rasa enak yang tak terperi. Nafasku menjadi tidak teratur. Desahan-desahan keluar dari bibirku , yang kadang diseling desahan lewat hidungku, “Ngh… ngh… hhh… heh… eh… ngh…” Desahan-desahanku semakin membuat nafsunya makin memuncak.
Gesekan-gesekan maju-mundurnya kontolnya di jepitan toketkusemakin cepat. kontolku semakin tegang dan keras.“Enak sekali, Sin”, erangnya tak tertahankan. Dia menggerakkan kontolnya maju-mundur di jepitan toketku dengan semakin cepat. Alis mataku bergerak naik turun seiring dengan desah-desah perlahan bibirku akibat tekanan-tekanan, remasan-remasan, dan kocokan-kocokan di toketku. Ada sekitar lima menit dia menikmati rasa keenakan luar biasa di jepitan toketkuitu.
Toket sebelah kanan dilepas dari telapak tangannya. Tangan kanannya lalu membimbing kontol dan menggesek-gesekkan kepala kontol dengan gerakan memutar di kulit toketku yang halus mulus. Sambil jari-jari tangan kirinya terus meremas toket kiriku, kontolnya digerakkan memutar-mutar menuju ke bawah. Ke arah perut. Dan di sekitar pusarku, kepala kontolnya digesekkan memutar di kulit perutku yang putih mulus, sambil sesekali disodokkan perlahan di lobang pusarku.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Comments on “Ngentot”

Leave a Reply

Gravatar